Senin, 10 Februari 2014

Kaien Panzermast



Kaien Panzermast

Seraya memohon kepada bulan yang memancarkan cahayanya di malam itu, aku terus berjalan ke markas selangkah demi selangkah.


“Ini memalukan, oba-maksudku, Momo.”

“Yah, mau bagaimana lagi? Kan Hibiya-kun tiba-tiba jatuh. Itu hanyalah kesalahan kecil, oke?”

“Tidak, itu karena tiba-tiba....!”

“Jangan mengeluhkan sesuatu yang kecil! Bahkan aku juga tidak sengaja melukai kakiku. Sudahlah, kita masih jauh.”

Jarak dari taman sampai ke markas masih jauh. Karena berjalan sambil menggendong Hibiya-kun, kalau aku duduk sekarang untuk istirahat pasti kakiku jadi sulit digerakkan nantinya.

“Apa menurutmu semuanya akan mempercayai ceritaku? Kira-kira apakah mereka benar-benar akan membantuku...”

“Kamu masih meragukannya? Percayalah pada kami! Kita semua adalah teman, iya kan?”

“Se-sejak kapan kita berteman?!”

“Hm~? Sejak hari ini!”

Hibiya-kun menjadi bingung saat mendengarnya. Memang masuk akal sih. Kemarin dia melontarkan kata-kata yang kasar pada Konoha-san. Ditambah lagi, dia juga kabur dari markas yang tentunya tanpa izin sehingga membuat Kido-san khawatir.

“Ah~....Tidak apa-apa kok.”

“Barusan, kata-katamu terdengar sedikit meragukan.”

“Cuma bercanda! Ah~ tapi mungkin ada benarnya.”

“Eh?! Aku benar?!”

Seraya menikmati ekspresi lucu yang diperlihatkan Hibiya-kun, akhirnya markas mulai terlihat.

“Oh. Lihat, lihat! Sekarang markasnya sudah kelihatan!”

“Be-benar.....”

“Ah, benar juga. Sebelum memperkenalkan dirimu pada yang lain, kemampuanmu—kita belum memberikannya nama, kan?”

“Eh? Apa maksudmu?”

Tentu saja tidak ada peraturan yang mengharuskan pemberian nama atas kemampuan mata ini, tapi karena mereka semua juga melakukannya... entah kenapa, sepertinya menyenangkan bagiku.

“Karena kemampuan Hibiya-kun adalah melihat sesuatu dari kejauhan....hmmm....”

“...Bagaimana kalau ‘Mata Pemokus’?”

“Eh?”

“Maksudku, kalau tidak ada yang kemampuannya dinamai ‘Mata Pemokus’ kira-kira cocok denganku tidak ya... karena aku mulai merasa kekuatan ini sedikit hebat.”

“....Padahal aku baru saja ingin memberi nama. Apapun selain yang kamu sebut barusan.”

“Kalau begitu apa?”

Tanpa terasa, kami sudah sampai di depan pintu. Apa saja yang kami lakukan hari ini—akhirnya bisa kami diskusikan dengan semuanya.

Dengan itu, Hibiya-kun berdiri di depan pintu dan membukanya dengan paksa.

“Kami pulaaaaang! Momo dan Hibiya-kun telah kemba....li....?”
Tepat dihadapanku, tersaji pemandangan ruang tamu yang bagaikan kapal sehabis dihantam ombak—meski aku sudah mengantisipasi kemungkinan ini sebelumnya.

‘Kacau’ adalah kata yang tepat untuk menggambarkannya.

Di sofa, onii-chan yang berpakaian seperti seorang pendaki gunung dengan wajah lelah berkata, “Ah....selamat datang....” dengan suara yang pelan pula. Sementara itu Konoha-san yang bertelanjang dada menatap kearahku dengan ekspresi bingung. Mary-chan sedang menjahit baju Konoha-san yang berlubang besar, sedangkan Kido-san sedang sibuk membaca semacam koleksi catatan yang sudah tua.

Kemudian dengan sebuah ‘hah’ darinya, Kido-san sadar kalau aku sudah tiba dan berdiri setelah menutup bukunya. Setelah itu dia berjalan sampai dia berada dihadapanku.

“Oh, apa kau tidak apa-apa sendirian saja, Kisaragi? Butuh bantuan? Oh, Hibiya bersamamu ya. Kalian datang disaat yang tepat.”

“I-itu...Danchou-san? A-apa yang sebenarnya terjadi disini?”

Dengan raut wajah serius—tanpa adanya jejak kejahilan yang kadang dilakukannya, Kido-san mendeklarasikan sebuah pernyataan pada kami semua yang sedang berada di ruangan itu.

“Karena sekarang Kisaragi sudah datang, mulai hari ini kita akan merencanakan ‘Strategi Penangkapan Kagerou Daze’. Dengan begini, kita tidak akan ceroboh dalam melakukan persiapan!”

“… Eh?”

“H-hei… Momo. Apa…?”

Mengesampingkan fakta bahwa otakku masih dalam proses mencerna semua informasi itu, aku sadar bahwa ‘Strategi Penangkapan Kagerou Daze’ adalah misi terakhir Mekakushi-Dan.

Atau mungkin lebih tepat kalau ini akan menjadi saat-saat terakhir dimana aku bisa menghabiskan waktu bersama Mekakushi-Dan. Tentu saja saat itu aku masih belum mengetahuinya.

3 komentar:

  1. saya post di baka tsuki ya kaori-nee...?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh kok~ perasaan sudah ada yang buat di bakatsuki transletan Indo Kaori, cuma enggak di update karena editornya sibuk

      Hapus