Kaien Panzermast
Seraya memohon kepada bulan yang
memancarkan cahayanya di malam itu, aku terus berjalan ke markas selangkah demi
selangkah.
“Ini memalukan, oba-maksudku, Momo.”
“Yah, mau bagaimana lagi? Kan Hibiya-kun
tiba-tiba jatuh. Itu hanyalah kesalahan kecil, oke?”
“Tidak, itu karena tiba-tiba....!”
“Jangan mengeluhkan sesuatu yang kecil!
Bahkan aku juga tidak sengaja melukai kakiku. Sudahlah, kita masih jauh.”
Jarak dari taman sampai ke markas masih
jauh. Karena berjalan sambil menggendong Hibiya-kun, kalau aku duduk sekarang
untuk istirahat pasti kakiku jadi sulit digerakkan nantinya.
“Apa menurutmu semuanya akan mempercayai
ceritaku? Kira-kira apakah mereka benar-benar akan membantuku...”
“Kamu masih meragukannya? Percayalah
pada kami! Kita semua adalah teman, iya kan?”
“Se-sejak kapan kita berteman?!”
“Hm~? Sejak hari ini!”
Hibiya-kun menjadi bingung saat
mendengarnya. Memang masuk akal sih. Kemarin dia melontarkan kata-kata yang
kasar pada Konoha-san. Ditambah lagi, dia juga kabur dari markas yang tentunya
tanpa izin sehingga membuat Kido-san khawatir.
“Ah~....Tidak apa-apa kok.”
“Barusan, kata-katamu terdengar sedikit
meragukan.”
“Cuma bercanda! Ah~ tapi mungkin ada
benarnya.”
“Eh?! Aku benar?!”
Seraya menikmati ekspresi lucu yang
diperlihatkan Hibiya-kun, akhirnya markas mulai terlihat.
“Oh. Lihat, lihat! Sekarang markasnya
sudah kelihatan!”
“Be-benar.....”
“Ah, benar juga. Sebelum memperkenalkan
dirimu pada yang lain, kemampuanmu—kita belum memberikannya nama, kan?”
“Eh? Apa maksudmu?”
Tentu saja tidak ada peraturan yang
mengharuskan pemberian nama atas kemampuan mata ini, tapi karena mereka semua
juga melakukannya... entah kenapa, sepertinya menyenangkan bagiku.
“Karena kemampuan Hibiya-kun adalah
melihat sesuatu dari kejauhan....hmmm....”
“...Bagaimana kalau ‘Mata Pemokus’?”
“Eh?”
“Maksudku, kalau tidak ada yang
kemampuannya dinamai ‘Mata Pemokus’ kira-kira cocok denganku tidak ya...
karena aku mulai merasa kekuatan ini sedikit hebat.”
“....Padahal aku baru saja ingin memberi
nama. Apapun selain yang kamu sebut barusan.”
“Kalau begitu apa?”
Tanpa terasa, kami sudah sampai di depan
pintu. Apa saja yang kami lakukan hari ini—akhirnya bisa kami diskusikan dengan
semuanya.
Dengan itu, Hibiya-kun berdiri di depan
pintu dan membukanya dengan paksa.
“Kami pulaaaaang! Momo dan Hibiya-kun
telah kemba....li....?”
Tepat dihadapanku, tersaji pemandangan
ruang tamu yang bagaikan kapal sehabis dihantam ombak—meski aku sudah
mengantisipasi kemungkinan ini sebelumnya.
‘Kacau’ adalah kata yang tepat untuk
menggambarkannya.
Di sofa, onii-chan yang berpakaian
seperti seorang pendaki gunung dengan wajah lelah berkata, “Ah....selamat
datang....” dengan suara yang pelan pula. Sementara itu Konoha-san yang
bertelanjang dada menatap kearahku dengan ekspresi bingung. Mary-chan sedang
menjahit baju Konoha-san yang berlubang besar, sedangkan Kido-san sedang sibuk
membaca semacam koleksi catatan yang sudah tua.
Kemudian dengan sebuah ‘hah’ darinya,
Kido-san sadar kalau aku sudah tiba dan berdiri setelah menutup bukunya.
Setelah itu dia berjalan sampai dia berada dihadapanku.
“Oh, apa kau tidak apa-apa sendirian
saja, Kisaragi? Butuh bantuan? Oh, Hibiya bersamamu ya. Kalian datang disaat
yang tepat.”
“I-itu...Danchou-san? A-apa yang
sebenarnya terjadi disini?”
Dengan raut wajah serius—tanpa adanya
jejak kejahilan yang kadang dilakukannya, Kido-san mendeklarasikan sebuah
pernyataan pada kami semua yang sedang berada di ruangan itu.
“Karena sekarang Kisaragi sudah datang,
mulai hari ini kita akan merencanakan ‘Strategi Penangkapan Kagerou Daze’.
Dengan begini, kita tidak akan ceroboh dalam melakukan persiapan!”
“… Eh?”
“H-hei… Momo. Apa…?”
Mengesampingkan fakta bahwa otakku masih
dalam proses mencerna semua informasi itu, aku sadar bahwa ‘Strategi
Penangkapan Kagerou Daze’ adalah misi terakhir Mekakushi-Dan.
Atau mungkin lebih tepat kalau ini akan
menjadi saat-saat terakhir dimana aku bisa menghabiskan waktu bersama
Mekakushi-Dan. Tentu saja saat itu aku masih belum mengetahuinya.
thanks~ ^^
BalasHapusBoleh kok~ perasaan sudah ada yang buat di bakatsuki transletan Indo Kaori, cuma enggak di update karena editornya sibuk
BalasHapus