You Are Not Alone Anymore
by Kaori Hikari
30 April, hari apakah itu? Mekakushi Dan
memberikan kejutan kepada Shintaro tersayang. Dan selendang merah itu, siapa?
"Shintaro-kun....."
Genre :
Humor, Comfort
Pairing :
Shintaro x Ayano
MC :
Shintaro Kisaragi
Other Chara : Mekakushi Dan
“Hei, hei,
bangun, Master~”
Argh,
berisiiiik. Aku masih mau tidur. Dasar virus komputer!!!!
“Master~
Master~, kalau Master enggak bangun sebentar lagi aku akan membunyikan sirine
bahaya level 4 loh~ Seperti yang kemaren~”
Ahhhhh, jangan,
jangan! Aku gak mau dihantam ibuku gara-gara itu.Urg terpaksa-
“Iya aku bangun
virus bodoh. Sekarang berhenti bersuara dan jangan coba-coba untuk membunyikan
sirine itu. Mengganggu tetangga.” kukatakan kepada virus itu dan langsung
berjalan kehadapan komputerku.
“Oh, begitu yah,
aku ini ‘virus bodoh’. Kalau begitu mungkin aku akan menyebar luaskan
‘puisi-puisi’ jorok punya Master keinternet. Karena akukan virus yang bodoh~”
kata virus berbahaya itu.
“Egggh,
berhenti! Aku minta maaf Ene. Tolong, apapun yang terjadi jangan sebar luaskan
itu!”
Aku memohon
kepada Ene. Ya, itu nama dari virus mematikan itu, Ene. Setiap hari menjadi
neraka dengan adanya virus itu. Virus mengerikan yang datang kepadaku setahun
yang lalu.
Kenapa aku harus
membuka e-mail itu sih? Seandainya tidak kubuka, virus itu tidakkan
menghancurkan kehidupan hikikomoriku yang damai tentram sejahtera. Tapi
sayangnya waktu tidak bisa diputar kembali....
“Ahhh~ Bagaimana
yah. Hatiku yang sensitive ini masih terlukai dengan kata-kata Master yang
kejam. Mungkin daripada ‘puisi-puisi’ punya Master lebih baik aku menyebar
luaskan ‘cerita-cerita’ saja. Iyakan, Master.”
Dia
memegang folder ‘cerita-cerita’ ku yang kusimpan sambil tersenyum yang oh amat
lebarnya.
“Argggg, Ene.
Akan kulakukan apapun yang kau minta hari ini! Tapi jangan lakukan apa-apa pada
folder itu!”
Aku memohon
didepan komputerku sambil memakai muka memelas. Reputasiku diinternet bisa
hancur gara-gara itu!
“A-pa-pun?” kata
virus itu sambil mengejah setiap kata. Matanya berbinar-binar saat dia
mengatakan itu.
“....Iya,
apapun...” Sial! Aku pasti menyesali ini.
“Kalau begitu
ayo kita keluar!” katanya dengan ria.
“APAAAA.
KELUAR?!”
Diantara semua
permintaannya dia minta untuk keluar. Oh please deh, aku ini hikikomori, dan
bagi yang belum tau apa itu, artinya orang yang mengurung diri dirumahnya tanpa
pernah keluar sedikitpun. Jadi kalian mengertikan kenapa aku histeris seperti
ini?
“Ah, tentu saja
jika Master tidak mau. ‘Cerita-cerita’ dan ‘puisi-puisi’ Master akan
tersebaaaaar luaaaas diiniternet.Teehee.”
Arggg terpaksa,
demi reputasiku.
─=≡Σ((( つ•̀ω•́)つ
“Master~ cepat,
cepat. Ayo mandi, ganti baju dan kita keluar. Cepat~” Virus itu berkata.
Huh? Enak banget
virus itu nyuruh-nyuruh aku. Tapi melihatnya yang sangat antusias dengan
ini...yah tak apalah. Aku memasang kembali jersi merah kesayanganku. Jersey
dengan warna 'favorit'.
“*hah* Dan
sekarang aku akan menuju kedunia luar yang penuh dengan kekejaman*hah*”
Tarik napas,
keluarkan, tarik napas, keluarkan, tarik na-
“Master! Sampai
kapan Master akan berdiri didepan pintu! Ayo cepat,cepat!”
Argg virus ini
mengganggu persiapan mentalku!!! Ayo tangan putar kenopnya, buka perlahan
pintunya, dan berjalan langkah demi langkah keluar....
“Ahhhhhh, aku
benar-benar keluar, benar-benar keluar! Yup karena kita sudah keluar mari kita
kembali ke kamar lagi.”
Satu langkah
didepan pintu dan akupun berbalik arah siap masuk lagi.
“Ma-s-te-r. Bisa
tidak Master berhenti bercanda sekarang~ Karena mungkin karena candaan Master
aku akan menyebar luaskan ‘cerita dan puisi’ Master~”
Suaranya yang
penuh dengan racun menusuk dan membuat bulu kudukku merinding.
“o-oh iya, yah.
Aku akan berhenti bercanda sekarang...hahaha...”
Suaraku bergetar
membayangkan jika Ene benar-benar menyebarkan itu. Dengan headset ditelingaku,
aku berjalan melewati rumah-rumah di perkomplekan ini.
“Bagus! Sekarang
ayo kita ke markas Master! Ke markas, ke markas!” Katanya dengan girang. Dia
melompat-lompat sambil mengulangi kata-katanya.
“Ke markas?
Untuk apa?”
Oke, aku sama
sekali tidak ingin ke markas tanpa alasan apapun. Penyebab utamanya, aku tidak
mau kecipratan masalah apapun yang akan muncul disitu.
“Ra-ha-si-a.
Master akan tau setelah kesitu.”
Aku makin tidak
ingin ke markas. Aku takut Ene mempunyai rencana mengerikan bersama anggota
yang lainnya yang berakhir dengan aku dipermalukan di depan adikku dan
sahabatnya. Tetapi aku takut akan apa yang akan Ene lakukan jika aku tidak
menurutinya, jadi aku hanya pasrah dan berjalan menuju markas.
“Ngomong-ngomong
Master. Master tau enggak hari ini hari apa?”
Hah? Kenapa
tiba-tiba nanya itu. Kalau tidak salah pas kulihat kalender dikomputerku...
“Hari selasa.
Emangnya ada apa?” kutanya balik.
“Tanggal dan
bulannya?” Ene bertanya kembali.
Emangnya ada apa
sih?
“Kalau tidak
salah tanggal 30 April. Memangnya hari ini ada sesuatu yah?”
Kenapa dia perlu
bertanya soal hari dan tanggal? Kecuali aku melupakan sesuatu. Mungkin ada
sesuatu yang terjadi di markas pada hari ini?
“Master, Master
lupayah? Kalau hari ini hari apa?”
Eh? Ternyata
memang ada sesuatu di hari ini. Tapi apa? Akan ada anime remake Kamikaze Kaitou
Jeanne?-kalau seperti itu aku pasti ingat, Jin mengeluarkan lagu baru?-tapi
kalau yang itu juga pasti aku yang ingat....apa yah?
“Yah, kalau
Master gak ingat juga gak apa-apa kok! Malah lebih bagus lagi-oh lihat kita
sudah sampai!” seru Ene.
Saat aku melihat
ke depan, memang benar, kami telah sampai. Di ujung gang sempit ini ada sebuah
gedung kosong. Aku berjalan ke gedung itu dan menuju pintu nomor 107. Disaat
aku masuk suasananya hening seperti tidak ada orang.
“Hmmm, sepi yah.
Sepertinya semuanya sedang pergi keluar. Bagaimana kalau kita pulang saja Ene?”
kutanyakan pada Ene.
“Ehhhhh,
jangaaan. Ayo kedalam! Kedalam! Mungkin ada orang disana.”
Ene menyilangkan
tangannya sambil menunjuk-nunjuk kedalam. Sambil menghela napas aku masuk.
Paling juga yang ada cuma gadis pemalu itu yang mungkin sedang bersembunyi didalam
kamarnya. Aku lalu berjalan kedapur dan tiba-tiba-
“Selamat Ulang
Tahun yang ke-18! Anggota ke-7 Shintaro!”
Beberapa party
popper bersuara dan pita-pitanya mengarah kediriku. Aku hanya bisa menganga
melihat ini. Semuanya berkumpul disini dan diatas mereka ada tulisan besar
‘SELAMAT ULANG TAHUN KE-18 SHINTARO’.
Ulang tahun?
Memangnya hari ini hari a- oooh iya aku lupa kalau 30 April itu hari ulang
tahunku! Pantas saja Ene benar-benar berniat menyuruhku keluar...
“Selamat ulang
tahun ke-18 Master! Semoga kehidupan Master sebagai Hikikomori berakhir bersama
bertambahnya usia Master~” ucap Ene.
Dia terlihat
sangat senang setelah rencananya berhasil. Aku lalu melihat semuanya. Momo yang
memegang party popper tersenyum dengan lebar, disebelah kanan ada Hibiya yang
seperti-biasa bermuka tak tau-tau yang juga memegang party popper.
Dibelakang Momo
ada Mary yang agak malu-malu bersembunyi, kelihatannya butuh semua
keberaniannya untuk meneriakkan ‘selamat ulang tahun’. Lalu dibelakang kanannya
Mary ada Seto yang mengelus kepala Mary dan sepertinya mengatakan kata-kata
menenangkan agar Mary tidak langsung berlari kekamarnya.
Dibelakang
Hibiya ada Konoha yang bermuka datar, dan dibelakangnya ada Kano yang sedang
menyeringai kucing setelah mengatakan selamat ulang tahun-semoga dia tidak
merencanakan apa-apa. Dan akhirnya ditengah ada ketua-Kido, yang berekspresi
serius.
“Aku...tidak tau
harus mengatakan apa...”
Hanya itu yang
bisa kukatakan, karena diriku sendiri saja tidak ingat kalau hari ini adalah
ulang tahunku, tidak keluar rumah selama 2 tahun membuatku tidak memikirkan
tentang aliran waktu yang berlalu.
“Bibi dan cewe
cyber merencanakan ini karena si cewe cyber sudah berpikir kalau kau pasti
tidak ingat.” kata Hibiya datar.
Momo dan
Ene huh? Perkiraan Ene benar-benar tepat sasaran, aku tidak ingat...sama
sekali.
“Ayo, ayo!
Keluarkan kuenya! Mari potong kue~” kata Ene.
Mary lalu masuk
kedalam dan membawakan sebuah kue yang terlihat sangat enak. Untunglah Mary
tidak tersandung apa-apa saat dia membawanya. Karena kue seenak itu sayang
kalau hancur.
“Nee, nee,
Shintaro-kun tau tidak. Kido lah yang membuat kue itu. Karena itu kau harus
memakannya, karena kue itu dibuat dengan penuh rasa ci-”
Sebelum Kano
selesai mengatakan kalimatnya, Kido langsung menghantamnya dan mensmackdown dia
seperti seorang smackdown professional.
Hibiya
menggoyang-goyangkan (mayat) Kano dengan ranting, dan terlihat nyawa Kano
melayang dari mulutnya.
Setelah semua
kejadian itu, akupun memotong kuenya, sama seperti luarnya yang indah, rasa
kuenyapun enak.
Ketua memang
bisa memasak...tidak seperti Momo, aku mengingat saat dia memaksaku memakan
coklat Valentine yang dia buat, yang hanya bisa kubilang adalah aku tidak bisa
keluar dari kamar mandi seharian dan mengalami sakit perut selama seminggu
setelah aku memakannya.
“Sekarang...waktunya
acara beri kado. Semuanya siapkan kado kalian!” kata Momo penuh dengan
antusias. Lalu dia mengeluarkan sesuatu dari kantongnya.
“Ini onii-chan!
Spesial dariku, ini adalah limited edition super imuuuuut yang hanya dijual
disatu toko. Simpan baik-baik yah!”
Momo menunjukkan
kepadaku suatu benda yang terlihat seperti...gantungan kunci?
Bentuknya...berbadan salmon? Dan kepalanya itu, belum lagi ada suatu bau menyengat
yang keluar dari itu...serahkan pada Momo untuk seleranya yang aneh.
“Shi-shintaro,
i-ini un-untuk-m-mu.”
Gadis albino itu
memberikanku sebuah bando NEKOMIMI yang dihiasi dengan bunga buatan, hadiahnya
bagus sih tapi...Mary taukan kalau aku ini laki-laki? Tidak mungkin aku memakai
bando itu...tapi aku tidak punya hati untuk menolak kado darinya...
“Shintaro-san
ini untukmu! Aku mendapatkan ini dari kerja sambilanku. Semoga ini berguna
untukmu!”
Seto
memberikanku sebuah harddisk. Kebetulan memory komputerku mau penuh. Serahkan
pada Seto untuk memberikan hal yang berguna...dan normal.
“Hikikomori,
ini, kadoku sudah 100 persen lebih berkelas daripada punya bibi. Jadi jangan
khawatir.”
Aku mendengar
Momo mengatakan ‘Hei’ dibelakang.
Hibiya
memberikanku sebuah gantungan kunci berbentuk kucing hitam bermata merah.
Biarpun sama-sama gantungan kunci, sudah pasti yang diberi Hibiya lebih
‘normal’ daripada Momo
“...Shintaro....ini....”
Konoha berjalan
dan memberikanku sebuah...boneka berbentuk...Tryceratroph? Oke, pertama aku ini
18 tahun, jadi kenapa dia memberiku boneka? Dan kedua, kenapa harus
Tryceratroph? Aku tau dia itu sangat menyukai ini tapi...aku memang tidak bisa
mengerti apapun yang dipikirkan oleh orang ini.
“Shin-ta-ro-kun~
Ini hadiah dariku yang sangaaat speeeesial.”
Lelaki bermata
kucing itu menghampiriku. Tidak seperti yang lain yang memberi kado mereka
langsung, kado dari Kano berbungkus kertas kado dan membentuk kotak
sempurna....Aku agak curiga.
“Kenapa
Shintaro-kun? Ayolah buka kadoku~ Aku sudah susah payah mendapatkannya
loh~”
Aku punya
firasat buruk tetapi sudahlah...apa yang terjadi-terjadilah. Sekarang akan
kubuka kotak ini dan...oke tidak ada ledakan, ataupun kejutan lainnya. Tetapi
disaat kulihat isinya....
“Apa-apaan
ini?!” Teriakku saat aku melihat hadiah dari Kano. Aku lalu melototinya dan
berkata “Memangnya kau pikir akan kupakai untuk apa ini?!”
Mary memberiku
bando bunga NEKOMIMI super girlish itu tidak apa-apa karena mungkin gadis itu
punya niat baik (dan tidak tau kado apa yang harus diberikan) tapi kalau Kano?
Dia pasti punya pikiran kotor dan sengaja membelinya!
“Ara, ara,
Shintaro-kun jangan terlalu marah. Aku hanya berpikir jika Shintaro-kun memakai
baju maid dengan ekor kucing akan terlihat imut~ Ditambah memakai bando dari
Mary akan jadi lengkap~” katanya oh dengan senyuman(seringai) yang sangat
lebar.
Aku tidak terima
ini, memangnya dia pikir aku ini apa?! Aku ini lelaki TULEN.
“Um, anu,
ku-kupikir Shi-shintaro ju-juga akan terli-lihat imut jika me-memakai ba-baju
i-itu...” kata Mary.
Aku menganga,
Mary sampai mengatakan hal itu juga?! Jangan-jangan dia dan Kano berkomplot
untuk membuatku memakai baju ini! Aku harus waspada juga disekitar Mary...
“Anggota ke-7
Mekakushi Dan, Shintaro Kisaragi. Ini kado untukmu.”
Ketua memberikan
kadonya kepadaku. Kado yang dia berikan adalah sebuah headphone dengan
hiasan...
“Ketua...kenapa
headphone ini berhiaskan kucing?”
Ada apa dengan
kucing hari ini? Mary, Hibiya, Kano...dan lalu ketua. Tapi kalau kupikir-pikir,
Hibiya memberikan boneka kucing karena itu mengingatkannya terhadap gadis itu
yang menyukai kucing. Sedangkan kalau ketua...dia suka kucing biarpun dia
menyembunyikannya.
“Ada
masalah?”
Yah paling tidak
aku tau kalau kau dan Kano tidak berkomplot. Sekarang semuanya sudah memberikan
hadiahnyakan? Aku merasa melupakan sesuatu...
“Master! Master!
Aku juga punya hadiah untukmu!”
Oh iya! Ene!
Tapi apa yang dia dapat berikan kepadaku?
“Dengarkan yah
Master!”
Dengarkan? Apa
maksud- Eh, Ene, dia bernyanyi...dan lagu yang dia nyanyikan adalah....lagu
yang kupikir telah terdelet karena dia. Hebat, background musiknya lebih
teratur daripada sebelumnya...dan suara Ene....sangat menghayati lagu itu. Lagu
yang kubuat setelah menyadari kebodohanku...
“Bagaimana
Master? Baguskan suaraku! –eh Master? Kenapa Master menangis?” Ene berkata
dengan suara yang sepertinya khawatir, dia terlihat panik dan mencoba
mengatakan hal-hal yang menggembirakan untukku. Anggota yang lainnya juga ikut
terkejut melihatku menangis.
Ah, aku
benar-benar terlihat bodoh, menangis cuma gara-gara suatu lagu. Aku lalu
menghapus air mataku dan mengatakan kepada mereka semua untuk tidak khawatir
“Aku...hanya
mengingat seseorang...karena lagu itu kubuat untuknya....”
....Toumei
Answer....lagu yang menceritakan kisahku denganmu...menceritakan tentang aku
yang sangat bodoh....dan kamu yang sudah tidak ada lagi...
“Ene, kamu
menyanyikannya dengan sangat bagus...Terima kasih Ene. Atas hadiahmu.” Aku
tersenyum kepada Ene.
Biarpun dia itu
virus menyebalkan yang selalu menggangguku...tapi dia juga penyebab aku bisa
tersenyum dan melewati hari-hari dengan kesenangan tanpa terbebani dengan masa
lalu.
“Master...”
desah Ene pelan.
♪♪(o*゜∇゜)o~♪♪
Setelah aku
mendapatkan kado dari semuanya. Momo mengatakan kita harus bermain sesuatu dan
Kano menyarankan (dengan berseringai) kalau kita harus bermain Truth or Dare.
Entah darimana dia membawa sebotol sake. Akhir dari permainan ini? Sekarang
kamu bisa melihat Kido dengan galau mode on, Hibiya dengan baju maid dan bando
nekomimi yang asalnya untukku (yang pastinya tidak akan pernah kupakai seumur
hidupku), Momo yang menyanyi-nyanyi tidak karuan seperti om-om yang biasa kau
liat saat mabuk, dan Mary yang menangisi semua hal yang dia lihat. Yang tidak
mabuk adalah aku, Kano, Seto, Konoha, dan pastinya Ene(karena dia tidak bisa
minum)
“Hahaha, hei,
Seto! Lihat Kido! Hahaha ini fantastis. Sekarang dimana kameraku.”
Kano
mencari-cari kameranya didalam kantong jaketnya. Dia lalu memoto semuanya satu
demi satu. Pasti dia akan me-blackmail mereka semua dengan foto-foto itu.
Seto hanya
khawatir terhadap Mary yang terus-menerus menangis dan mencoba menenangkannya.
Lelaki itu benar-benar perduli dengan gadis itu yah.
Konoha tetap
bermuka datar saat melihat Hibiya, Hibiya bertingkah layaknya seekor (maid)
kucing dan mendekat pada Konoha dengan mata memelas, seperti ingin dielus.
Konohapun sepertinya menganggap Hibiya sebagai kucing dan mengelus-ngelus
rambut Hibiya.
Dan entah
mengapa Ene banjir darah saat melihat itu...jangan-jangan Ene seorang
fujoshi....
“Shin....”
Huh ada yang
memanggilku? Suaranya tidak jelas. Aku bertanya pada Ene apakah dia
memanggilku, tetapi dia mengatakan kalau dia tidak berkata apa-apa. Aku lalu
meninggalkan Ene di meja(karena sepertinya dia masih ingin melihat Konoha dan
Hibiya) dan mencoba mencari asal suara itu.
“Shintaro....”
Suara itu lagi,
suara itu terasa sangat familiar entah kenapa. Aku berjalan keluar gang dan
mencoba mengikuti suara itu.
“Shintaro-kun....”
Suara itu mulai
terdengar dengan lebih jelas. Tidak salah lagi, ini suara dia...tetapi diakan
tidak ada lagi disini, apakah ini halusinasi? Sambil mengikuti suara itu dan
memikirkan hal itu. Aku sampai di sebuah taman. Dan disitu, duduk diayunan
ditaman, aku melihat orang yang seharusnya tidak ada lagi didunia ini.
“Shintaro-kun,
selamat ulang tahun.”
Selendang dan
jepitan merah itu, senyumannya yang cerah itu. Aku sudah tau itu siapa.
“Ayano....”
Aku tidak tau
apakah ini ilusi saja yang disebabkan aku mabuk tanpa kusadari, atau dia itu
adalah hantu, atau kematiannya hanyalah mimpi buruk saja.... Apapun itu
terserahlah, aku tidak perduli. Aku lalu mendekatinya dan duduk diayunan
sebelah kanannya.
“Shintaro-kun,
sudah lamayah kita tidak bertemu...Kau sehat-sehat saja?” Dia bertanya, sambil
mengayunkan ayunannya dengan pelan.
“Aku...sehat-sehat
saja.” Kujawab, aku melihat mukanya dari samping dan aku melihat senyumannya
yang tidak pernah pudar.
“Sudah 2 tahun
lamanya sejak kita tidak bertemu. Sekarang kau 18 tahun kan?” tanyanya. Memang
sudah 2 tahun berlalu sejak kamu meninggal berarti itu bukanlah mimpi
buruk.
Ayano....
“Iya sekarang
aku 18 tahun.” Kujawab dia dengan pelan. Sambil ikut mengayunkan ayunanku.
“Shintaro-kun
sekarang punya banyak teman yah. Aku senang.”
Teman? Oh pasti
yang dia maksud adalah orang-orang dari Mekakushi Dan...mereka
adalah...teman-teman....ku.
Untuk beberapa
saat kami berdua diam sebelum Ayano memecahkannya.
“Shintaro-kun,
maafkan aku....karena aku mati, kau menjadi sengsara...Maafkan aku
Shintaro-kun.” Dia berkata sambil bermuka sedih.
Ayano, ayano,
kamu memang selalu memikirkan orang lain yah?
“Apa yang kamu
katakan, mana ada orang yang minta maaf karena dirinya mati. Yang harusnya
minta maaf adalah aku, karena aku tidak membantu sama sekali disaat kau
melewati masa-masa yang sulit. Padahal kau selalu bersamaku.” Kukatakan dengan
jujur, penyesalanku, kesalahanku.
“Shintaro-kun....
kau berubah” Katanya dengan terkejut.
Memang kalau ini
adalah diriku 2 tahun yang lalu, aku tidakkan pernah mengatakan ini kepada
siapapun. Lalu diapun tersenyum dengan lebar dan akhirnya memalingkan wajahnya
kearahku. Dia melepaskan selendang merahnya dan membalutkan selendang itu
kepadaku.
“Eh...?”
Aku
bertanya-tanya dan melihat Ayano.
“Itu...adalah
hadiah dariku untukmu Shintaro-kun. Itulah mengapa aku ada disini.” Katanya,
lalu dia melanjutkan kalimatnya.
“Dan juga, aku
ingin mengucapkan perpisahan kita. Karena aku tidak bisa tenang sebelum kita
mengatakannya.”
Ayano melihatku
dengan mata yang mengatakan agar aku...melepaskan dia dan
merelakannya...bisakah aku mengatakan itu? Bisakah aku mengatakan kata-kata
perpisahan? Karena dia pasti tidak akan datang lagi bila aku mengatakannya,
tetapi...aku ingin dia tenang...
“Ayano...terima
kasih telah bersamaku yang egois itu, terima kasih telah tersenyum kepadaku,
terima kasih atas semuanya Ayano. Selamat tinggal.” kukatakan kepadanya sambil
tersenyum.
“Shintaro-kun,
aku juga, terima kasih atas semuanya Shintaro-kun, selamat tinggal.”
Dengan langit
senja yang menjelang malam, dia mengatakan itu didepanku, badannya terlihat
disinari cahaya yang ajaib, dan senyumannya yang cerah terlihat sangat bahagia.
Kakinya mulai menghilang menjadi cahaya-cahaya sampai akhirnya dia menghilang
bersamaan sinar matahari yang tenggelam.
“Selamat
tinggal...Ayano.”
Selamat tinggal
teman pertamaku, dan juga....cinta pertamaku.
Langit sudah menjadi
malam. Waktunya aku pergi dari sini huh. Tapi aku mendengar suara yang
memanggilku. Hanya saja ini suara yang aku kenal dan masih hidup.
“Shintaro-saaaaaaaan.
Kamu disitu rupanya.”
Seto berlari
menuju diriku, aku hanya diam karena aku tau dia akan sampai kesini.
“Ene khawatir,
setelah dia tau kamu tidak ada di markas lagi. Jadi aku, Kano, Konoha dan Ene
berpencar mencarimu. Yang lain masih mabuk.” kata Seto, jadi yang lain masih
mabuk yah. Kasihan.
Seto melihatku
dengan agak bingung. Ada apa? Memangnya ada sesuatu diwajahku?
“Eh, dari siapa
kamu mendapatkan selendang merah itu Shintaro? Setauku kau tidak memakainya
saat kau datang ke markas.”
Oh ternyata
selendang ini...selendang dari Ayano, ya, ini adalah hadiah dari....
“Ini...hadiah
dari temanku.”
kukatakan sambil
tersenyum dengan lebar.
Aku mungkin
terlihat sangat aneh tersenyum tetapi Seto hanya tersenyum balik dan menepuk
punggungku.
“Ayo, kita
pulang. Ene dan yang lain pasti khawatir.”
.
“Iya, mari kita
pulang.”
Ke tempat dimana
teman-temanku berada.
‘You are not alone anymore’
〆(・∀・@)
Ini fanfic pertama saya yang pernah saya pos
di fanfiction.net. Saya ngedit dikit-dikit karena sakit banget
diliat mata nih fanfic pertama. Fanfic saya yang lainnya juga akan saya pos
disini,
Mata ne (^ Q ^)/゛
Pantesan kayak pernah baca ff ini di fanfiction.net
BalasHapuskalo ga salah udah aku favorit-in di akun ku di FFn >w< keren! buat ShinAya lagi dong :D /siapalu
Kerrreeeeennnnnnnn!!!
BalasHapusAkh, aku jadi pengen ngapus fic abalku, tadi siang aku bikin fic tentang kagepro crossover ama Naruto, tapi setelah baca fic ini, aku jadi merasa kalo fic ku itu konyol dan gk pantas di share :v :v
pfftt, pertahankan!! *apanya coba? :v*