Kamis, 27 Juni 2013

Konoha no Sekai Jijou Light Novel

Keadaan Dunia Konoha
Disebuah kanvas biru bernama langit dimana awan-awan putih saling bergerumul seperti kapas.

Meskipun semua ini terlihat seperti sebuah kebohongan—yang sangat disayangkan adalah sebuah fakta—aku tetap menolak untuk menerima semua ini sebagai sebuah kenyataan.

Terik sinar mentari serasa membakar jalanan—samar-samar menimbulkan fatamorgana ditengah siang bolong.

Meskipun begitu, aku sudah tidak bisa merasakan lagi semua itu... panasnya cahaya mentari.. maupun aroma aspal yang terbakar oleh sang mentari.

"Sekarang kamu menyadarinya, bukan? Ini bukanlah tempatmu berada. Di dunia tanpa ratu ini, kamu bukanlah apa-apa."

"Ah, kau lagi? Aku tidak mengerti kenapa kau bisa berpikir seperti itu…."

Apakah ini bisa disebut sebagai sebuah pembicaraan—dimana aku hanya mendengar suara-suara tanpa memiliki sosok? Ataukah aku hanya berbicara pada diriku sendiri?

Paling tidak, setelah sekian lama suara itu menghantuiku kini aku mulai mengerti apa yang dia katakan.
Namun jika aku kembali sekarang, pasti aku akan melupakannya.

Aku merasa malu karena kemampuan berbicaraku menjadi lebih lambat dari sebelumnya.

Pohon yang berjejer disepanjang trotoar—tepat di depan persimpangan seorang gadis dengan ekspresi sayu terlukis diwajahnya sedang berjalan dengan sempoyongan melewati jalur penyebrangan.

Sudah berapa kali aku melihat semua ini? Tak terhitung lagi.. dan sudah berapa kali pula kubiarkan semua itu terjadi?

Untuk kesekian kalinya kuulurkan tanganku padanya, yang sudah berada pada area jangkauanku.

"Itu tidak berguna. Ini bukan duniamu. Ini sudah dunia ‘mereka’. Tentunya kamu sudah mengerti bahwa semua yang kamu lakukan tidak ada gunanya.”

Lampu merah menyala menandakan bahwa para pejalan kaki dilarang menyeberang untuk beberapa saat, namun gadis itu tidak memperhatikannya.

Hingga akhirnya dia berada tepat dihadapanku... sangat dekat seolah aku hanya perlu mengulurkan tanganku agar bisa memeluknya.

Namun itu hanyalah harapan kosong. Ia terus berjalan melaluiku.. menembus tangan yang kuulurkan untuknya, aku bagaikan menggapai udara yang tak terlihat.

"Kenapa... ?!"

Dan ‘insiden’ itu kembali terjadi disertai jeritan yang memekikkan telinga.

Seperti kaset video yang rusak, pandangan didepanku perlahan ditelan kegelapan—hingga akhirnya lenyap.
Saat aku menundukkan kepala, badanku juga perlahan mulai lenyap.

"Sepertinya ‘itu’ sudah ditentukan dan ini pun akan berakhir. Kamu tersesat kesini dan bertingkah ceroboh, tapi kamu masih bisa berada disini—jangan kamu pikir itu karena kekuatanmu."

"Jadi ini kekuatanmu? Memberikan tubuh yang kuat ini padaku, baik sekali."

"Itu adalah tubuh yang kamu inginkan, itu saja. Jangan salah sangka. Sekarang, kembalilah."

"Ah, anu, sebelum aku menghilang. Bisakah kamu katakan ini kepadaku diriku yang satu lagi?"

"Apa?"

"ⅹⅹⅹⅹⅹⅹⅹⅹⅹⅹⅹⅹ"

"……..Aku tidak bisa menjanjikan apa-apa."

"Tidak apa. Terima kasih untuk semuanya."

Sepertinya ini sudah berakhir, pada akhirnya aku tetap saja tidak bisa melakukan segalanya dengan cepat.
Ah, jika permohonanku bisa dikabulkan sekali lagi...

Aku ingin mengatakan sesuatu pada dia yang selalu memukul diriku yang lamban ini…..

。・゚゚・(>д<)・゚゚・。
Next : Kagerou Daze I 

1 komentar: