Selasa, 01 April 2014

Aru hi no Okujou ni te



Pada Suatu Hari di Atap

Kredit untuk English diberikan kepada Ku-ro-ha

“...dan lalu, Haruka memakan semuanya! Kau tau, dia melakukannya biarpun dokter sudah mencoba menghentikannya?! Dia mengatakan sesuatu seperti ‘Rasaya enak jadi tidak apa-apa~’


Selesai dengan omongan kasarnya, Takane menghela napas.

Kami berada di atap sekolah pada siang yang tenang dan berangin. Matahari tidak menyisakan tempat untuk kegelapan; ia menyinari seluruh lantai, perlahan menghangatkannya,

Sudah sekitar sepuluh menit sejak aku duduk disini dan mulai mendengarkan Takane berbicara.

“Ahaha. Pasti kamu sangat kesusahan, Takane-san.”

Biarpun aku menjawab agar Takane bisa tenang dan diam, dia masih berbicara dengan kerut di dahinya, “Ahhh, segera setelah aku mulai membicarakannya, aku jadi marah dan sebal.”

Takane adalah kelas dua di SMA ini dan juga salah satu murid dari kelas Kebutuhan Tertentu.

Suka memakan Buri Daikon dan benci tomat.

Hebat dalam permainan, hobinya bermain, PR yang harus dia lakukan juga adalah bermain; dia adalah seorang gamer biasanya.

Anak tunggal, orang tuanya hampir selalu berada di luar negeri karena pekerjaan mereka. Alhasil, sepertinya dia sekarang tinggal bersama neneknya.

Tapi di antara semua ciri-cirinya, yang paling menonjol adalah bagaimana dia terlihat selalu kesal.

Bahkan sekarang, biarpun dia hanya sedang curhat, dia seperti sedang marah-marah.

Sejujurnya, jika ada sebuah topik yang membuatmu kesal, lebih baik menghindari dan mencoba untuk tidak membicarakannya.

Kurasa inilah yang mereka sebut ‘gadis yang sedang kasmaran’, karena hal itu bahkan dia tidak bisa melakukan hal se-simpel tidak membicarakan masalahnya.

Sebenarnya Takane menyukai lelaki bernama ‘Haruka’ yang berada di kelas yang sama dengannya.

Tidak, tidak, dia tidak pernah mengatakannya kepadaku sebelumnya, tapi sebagai orang yang mendengar semua curhatannya, semua tentang “...dan lalu Haruka...”, tentu saja aku dapat menyadari ini.

Karena itulah, semua omongan Takane tentang Haruka harus diinterpetasikan sebagai caranya menunjukkan kecintaannya kepadanya.

Jika aku tiba-tiba mengatakan “Benar-benar laki-laki yang menyusahkan” atau semacamnya untuk setuju dengannya, ini hanya akan membuat masalah untukku.

Ya, untuk menghindari masalah, aku harus menghidupi hidup ini dengan mengurus dan menyimpan opiniku dalam diri sendiri. Ini adalah untuk bertahan di sekolah ini sehari-harinya, adalah sesuatu yang paling penting kuingat.

“Ngomong-ngomong, bukannya mereka agak terlalu lama? Berapa lama waktu yang mereka butuhkan hanya untuk membeli makan siang, dasar.”

“Mm~ Kurasa itu karena.....terlalu banyak orang di kantin sekarang?”

Setelah aku mengakhiri kalimatku, Takane menggerutukan, “Mana kutauuuu.” Dia benar-benar orang yang pendengki dan susah diladeni.

Namun, orang sepertiku tidak pantas mengatakan hal ini.

Menatap pintu yang memisahkan atap dan lantai di bawah, Takane seperti baru saja memikirkan sesuatu untuk dikatakan dan lalu dia perlahan membuka mulutnya.

“.....benar juga. Selagi kedua orang itu tidak ada disini, ada suatu hal yang ingin kutanyakan kepadamu.:

“Iya, ada apa?”

“Sebenarnya ini bukan apa-apa. Agak aneh sih menanyakan ini tiba-tiba saja.....” Kata Takane. Matanya modar-mandir kesana-kemari untuk menghindari topik yang akan dia bicarakan.

Apa yang ingin dia tanyakan? Dia tidak memiliki curhatan sepihak lainnya, kan?

“....Ayano-chan, apakah kau.....mempunyai orang yang kau suka?”

Aku tidak siap ditanyakan pertanyaan seperti itu. Aku tidak pernah menyangka Takane adalah tipe orang yang memikirkan hal seperti ini,

“O-orang yang kusuka? Tiba-tiba menanyakan itu....”

Suara Takane mulai menjadi cempreng dan kebingungan, dia berkata, “Eh?! Ah, apakah itu terlalu tiba-tiba?! Kau tidak perlu menjawabnya kalau kau tidak mau! Ahahaha!”

Kenapa malah dia yang malu sih? Dasar orang bego.

“Tidak apa-apa, tidak ada salahnya aku menjawab pertanyaan itu kok. Karena....aku tidak menyukai siapa-siapa.”

Takane membeku dan membelalakkan matanya saat aku mengatakan itu.

“A-ada apa? Apakah aku mengatakan sesuatu yang aneh?”

“Ti-tidak, tidak ada.....” kata Takane kemudian dia tertawa dengan canggung. Dari bagaimana dia bertingkah, sangat mudah menebak apa yang dia pikirkan.

Pasti dia berpikir aku akan mengatakan bahwa aku menyukai orang ‘itu’.

....memikirkan itu membuatku menjadi tambah kesal.

Seandainya aku bisa, aku akan langsung pulang ke rumah. Tapi tentu saja aku tidak mungkin melakukan itu.

Untuk mengubah topik pembicaraan, aku mengatakan, “Mereka benar-benar lama yah? Kuharap mereka bisa lebih cepat sedikit....:

Lalu, Takane menjawab, “Serius nih, apa sih yang mereka lakukan?! Aku lapar banget~!”

....beberapa menit kemudian, kutebak mereka akan datang dengan makan siangnya.

Jika begitu, aku akan melalui hal yang menyusahkan lagi. Menyebalkan sekali.

Apalagi orang ‘itu’. Jujur, aku bahkan tidak ingin melihat wajahnya.

Aku telah membencinya sejak pertama kali kami bertemu.

Aku mendengar suara gagang pintu dibuka saat aku memikirkan ini.

“Ah~! Maaf kami telat! Pasti kalian sudah lapar~”

“Mau bagaimana lagi, kan? Kita harus menerobos masuk kerumunan di kantin.”

Dua buah suara muncul dari balik pintu yang terbuka.

Biarpun mereka datang lebih cepat dari yang kuperkirakan, aku tidak memikirkan itu lagi. Aku hanya perlu hidup seperti diriku yang dulu, tidak menyukai apapun atau siapapun, aku hanya perlu menyimpan semuanya dalam diriku sendiri.

Perlahan aku menghirup udara dan berbicara dengan senyuman.

“Selamat datang, Shintaro.”

7 komentar:

  1. itu....kenapa ayano jadi benci sama shintaro
    apa mungkin itu kano O.O

    BalasHapus
  2. Nama novelnya aja the deceiving

    BalasHapus
  3. curiga isi -the deceiving- itu lie semua XD

    btw btw kalo ternyata memang ini bohong apa ayano yang ini itu Kano yang lagi ngomong sama ene ya.../yaterus

    Dan sankyuu buat translate-an nya! ditunggu chapter lanjutannya o/

    BalasHapus
  4. menurutku.. itu emang isi hati ayano. karena di transparent answer ayano nangis di belakang shintarou.. tapi kataku lama kelamaan perasaannya berubah *azek sok tahu* makasih udah translate!!

    BalasHapus
  5. itu Kano yg lgi nyamar pasti... dia menyalahkan Shin atas kematian Ayano
    makanya dia benci
    jgn" selama ini pair ShinAya gak ada, tpi yg ada malah ShinKano ._.

    ditunggu chapter selanjutnya aja :'v

    BalasHapus
  6. Jadi.... Itu Kano toh... Lanjut ya, Kaori-senpai!~

    BalasHapus